TEKNIK EDITING  

Posted by Matias Bimo

EDITING
Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan – urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan keadaan ceritera atau irama musik
EDITOR
ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

ADA DUA MACAM EDITING
LINEAR EDITING
Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing control unit.
Ada 2 system kerja :
OFF LINE EDITING
ON LINE EDITING

Non Linear Editing
Proses pasca produksi yang telah menggunakan seperangkat alat digital sebagai alat perekam, pemotong sekaligus untuk menggabuungkan audio video hingga hasil akhir. Seperti Komputer Editing

Dua system Linear editing
Off Line Editing
Pengerjaan editing secara sekunder atau editing yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang masih kasar (Rough cut). Menyusun gambar yang dipakai dan membuang yang salah.
Cara ini biasanya dilakukan dengan menggunakan workpoint atau hasil duplikat dari bahan – bahan siaran yang asli dan khusus digunakan untuk editing.

B. On Line Editing
Kegiatan pasca produksi yang melalui tahapan editing (pemotongan + penyambungan) kemudian dilanjutkan tahap mixing / langsung melalui proses pasca produksi.

Sistem ini dilakukan dengan cara langsung mencari edit point pada pita original / Assamble, oleh karena itu pemakaian editing dan mixing akan lama prosesnya dan bertumpu pada seluruh peralatan profesional broadcast.














Ada 3 cara dalam ON Line Editing

Cut Editing ( A Roll ) + Mixing
AB Roll Editing + mixing
Pasca Produksi ( Edit + mixing)

Cut Editing / A Roll
Biasanya digunakan untuk editing news. Yaitu sistem editing yang menggunakan peralatan editing terdiri : 1 Buah Player, 1 buah recorder, dan ECU (editing control unit)
Cut editing ini dapat digunakan untuk menyunting / memadukan gambar hasil liputan berita, acara barita actual harian / daily news yang biasanya berdurasi max 2 menit / 1 item kerja.

2. AB Roll
Suatu sistem pasca produksi yang terdiri dari:
2 buah player (VTR)
1 Buah Recorder
1 buah Video mixer
1 buah Audio Mixer
1 buah ECU
Beberapa monitor dan kabel

Dapat digunakan untuk menyunting gambar dan suara dengan hasil transisi berupa Cutting, disolve, fade in – out, wipe

3. EDITING PASCA PRODUKSI
Sistem pasca produksi yang digunakan dalam studio televisi untuk penyiaran. Yaitu dengan menggunakan alat dan berbagai sumber gambar : Video mixer, audio mixer, Camera, microphone, VTR, ECU, dsb.

Peran dan Tanggung jawab Editor
Pra Produksi
> Seorang editor merencanakan sistem kerja yang akan diterapkan pada proses pembuatan Acara Televisi ini.
> Menganalisa atau memahami skenario.
> Memberi masukan kepada sutradara
dalam suatu gaya pengemasan paket
yang akan dibuat.

Produksi
> Seorang editor berperan untuk mengingatkan sutradara apabila ada shot yang terlewatkan di dalam pengambilan gambar.
> Memberikan saran kepada sutradara untuk membuat shot tambahan jika materi yang telah ada masih dinilai kurang baik.
> Membuat laporan time code pada proses shooting.

Pasca Produksi
Dalam hal ini peranan seorang editor dibutuhkan untuk menggabungkan shot hingga menjadi sebuah scene atau adegan. Peranan editor di sini juga merupakan proses paling akhir dalam pembuatan suatu karya audio visual.
Dalam proses ini editor memegang peranan penting dalam penyusunan gambar hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan sesuai dengan cerita yang diinginkan.




TAHAP – TAHAP EDITING
1) Preview Screening
Pada tahap ini editor telah menerima keseluruhan bahan mentah / materi shooting berupa kaset yang kemudian ditonton bersama dengan rekan satu tim.
Dan hal ini juga dimaksudkan agar seorang editor mengenali semua bahan baku yang didapat dari hasil kerja satu tim di dalam proses produksi.

2) Capture
Di tahap ini editor melakukan pemindahan gambar atau transfer video hasil rekaman yang masih berbentuk pita kaset ke dalam komputer sehingga menjadi bentuk digital dengan format video AVI 720x576 pixels, untuk masuk ke dalam tahap proses penyuntingan gambar atau editing.

3) Logging
Dalam tahap ini seorang editor melihat catatan atau menyesuaikan shot-shot berdasarkan laporan time code agar nantinya juga dapat memudahkan seorang editor untuk memilah dan memilih shot-shot yang menurut laporan time code baik dan sesuai dengan kebutuhan skenario. Walaupun tidak menutup kemungkinan shot-shot yang menurut laporan time code kurang baik juga akan digunakan nantinya.

4) Assembling
Pada tahap ini, editor mulai menyusun dan menyambung setiap shot berdasarkan urutan scene pada skenario. Tapi penyambungan yang dilakukan masih sangat kasar dan masih menggunakan durasi yang sebenarnya (menurut laporan time code). ATAU MASIH KASAR DAN BELUM ADA TRANSISI

5) Rough Cut
Editor memotong & membuang adegan-adegan yang tidak dipakai dan merangkumnya menjadi satu alur cerita. Lalu memilih shot-shot yang dianggap sudah mewakili skenario.
Editor melakukan penyusunan pertama berdasarkan inti cerita yang ingin dicapai.
Dalam tahap ini editor banyak melakukan diskusi terutama dengan sutradara.

6) Fine Cut & Triming
Pada tahap ini editor mulai melakukan pemotongan dan penghalusan gambar yang sudah tersusun baik. Editor kemudian merapikan setiap potongan antar shot yang masih kurang baik atau mengganggu. Dalam tahap ini editor juga memberikan efek-efek atau transisi sebagai penyambungan/ perpindahan shot dan scene.
Tujuan dari tahap ini adalah agar alur cerita tersusun baik dengan insert shot yang tepat.



PROSES MASTERING
1 ) Colour Grading
Setiap gambar yang telah selesai di edit perlu dikoreksi warnanya agar didapat persamaan warna, karena bukan tidak mungkin pada saat produksi berlangsung ada kendala pencahayaan yang akhirnya mempengaruhi warna dalam gambar. Yaitu dengan cara memakai video efect, seperti image control, color balance, color corection atau memakai software terpisah seperti Adobe After Effect dan Magig Bullet
2) Titling
Pada tahap pemberian title ini, editor biasanya menggunakan software pendukung antara lain yaitu Adobe After Effect 6.5 dan Adobe Photoshop 7.0 untuk membuat counting leader, bumper in / bumper out.
Sedangkan untuk nama kru pada opening scene editor cukup menggunakan Title design dan efek fade out yang sudah tersedia pada media editing yang digunakan yaitu Adobe Premiere 6.5 .
Kemudian untuk credit title editor membuat tulisan muncul secara roll berjalan dari bawah ke atas.
3) Audio Mixing
Setelah melalui proses penyuntingan gambar atau editing, maka proses yang harus dilalui selanjutnya adalah Audio Mixing, yaitu menyatukan dan menyelaraskan suara sekaligus memberikan tambahan seperti musik instrument, musik ilustrasi atau sound effect yang dapat mendukung penceritaan.
Biasanya menggunakan Audio effect yang tersedia di adobe premiere, atau menggunakan software sendiri seperti Adobe Audition, CoolEdit Pro, Wavelab, dll.
4. Release Master
Tahapan ini proses editing telah selesai dilakukan. Lalu hasil akhir dieksport ke dalam bentuk movie dengan frame rate 720x576, kemudian diubah kedalam bentuk MPEG II (DVD) atau MPEG I (VCD) dengan menggunakan software WinAvi, Canopus Procorder, TMPEG gen, Movie Factory 4, dll.

This entry was posted on Selasa, 20 Oktober 2009 at 1:02:00 PM . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar