TEKNIK EDITING  

Posted by Matias Bimo

EDITING
Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan – urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan keadaan ceritera atau irama musik
EDITOR
ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

ADA DUA MACAM EDITING
LINEAR EDITING
Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing control unit.
Ada 2 system kerja :
OFF LINE EDITING
ON LINE EDITING

Non Linear Editing
Proses pasca produksi yang telah menggunakan seperangkat alat digital sebagai alat perekam, pemotong sekaligus untuk menggabuungkan audio video hingga hasil akhir. Seperti Komputer Editing

Dua system Linear editing
Off Line Editing
Pengerjaan editing secara sekunder atau editing yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang masih kasar (Rough cut). Menyusun gambar yang dipakai dan membuang yang salah.
Cara ini biasanya dilakukan dengan menggunakan workpoint atau hasil duplikat dari bahan – bahan siaran yang asli dan khusus digunakan untuk editing.

B. On Line Editing
Kegiatan pasca produksi yang melalui tahapan editing (pemotongan + penyambungan) kemudian dilanjutkan tahap mixing / langsung melalui proses pasca produksi.

Sistem ini dilakukan dengan cara langsung mencari edit point pada pita original / Assamble, oleh karena itu pemakaian editing dan mixing akan lama prosesnya dan bertumpu pada seluruh peralatan profesional broadcast.














Ada 3 cara dalam ON Line Editing

Cut Editing ( A Roll ) + Mixing
AB Roll Editing + mixing
Pasca Produksi ( Edit + mixing)

Cut Editing / A Roll
Biasanya digunakan untuk editing news. Yaitu sistem editing yang menggunakan peralatan editing terdiri : 1 Buah Player, 1 buah recorder, dan ECU (editing control unit)
Cut editing ini dapat digunakan untuk menyunting / memadukan gambar hasil liputan berita, acara barita actual harian / daily news yang biasanya berdurasi max 2 menit / 1 item kerja.

2. AB Roll
Suatu sistem pasca produksi yang terdiri dari:
2 buah player (VTR)
1 Buah Recorder
1 buah Video mixer
1 buah Audio Mixer
1 buah ECU
Beberapa monitor dan kabel

Dapat digunakan untuk menyunting gambar dan suara dengan hasil transisi berupa Cutting, disolve, fade in – out, wipe

3. EDITING PASCA PRODUKSI
Sistem pasca produksi yang digunakan dalam studio televisi untuk penyiaran. Yaitu dengan menggunakan alat dan berbagai sumber gambar : Video mixer, audio mixer, Camera, microphone, VTR, ECU, dsb.

Peran dan Tanggung jawab Editor
Pra Produksi
> Seorang editor merencanakan sistem kerja yang akan diterapkan pada proses pembuatan Acara Televisi ini.
> Menganalisa atau memahami skenario.
> Memberi masukan kepada sutradara
dalam suatu gaya pengemasan paket
yang akan dibuat.

Produksi
> Seorang editor berperan untuk mengingatkan sutradara apabila ada shot yang terlewatkan di dalam pengambilan gambar.
> Memberikan saran kepada sutradara untuk membuat shot tambahan jika materi yang telah ada masih dinilai kurang baik.
> Membuat laporan time code pada proses shooting.

Pasca Produksi
Dalam hal ini peranan seorang editor dibutuhkan untuk menggabungkan shot hingga menjadi sebuah scene atau adegan. Peranan editor di sini juga merupakan proses paling akhir dalam pembuatan suatu karya audio visual.
Dalam proses ini editor memegang peranan penting dalam penyusunan gambar hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan sesuai dengan cerita yang diinginkan.




TAHAP – TAHAP EDITING
1) Preview Screening
Pada tahap ini editor telah menerima keseluruhan bahan mentah / materi shooting berupa kaset yang kemudian ditonton bersama dengan rekan satu tim.
Dan hal ini juga dimaksudkan agar seorang editor mengenali semua bahan baku yang didapat dari hasil kerja satu tim di dalam proses produksi.

2) Capture
Di tahap ini editor melakukan pemindahan gambar atau transfer video hasil rekaman yang masih berbentuk pita kaset ke dalam komputer sehingga menjadi bentuk digital dengan format video AVI 720x576 pixels, untuk masuk ke dalam tahap proses penyuntingan gambar atau editing.

3) Logging
Dalam tahap ini seorang editor melihat catatan atau menyesuaikan shot-shot berdasarkan laporan time code agar nantinya juga dapat memudahkan seorang editor untuk memilah dan memilih shot-shot yang menurut laporan time code baik dan sesuai dengan kebutuhan skenario. Walaupun tidak menutup kemungkinan shot-shot yang menurut laporan time code kurang baik juga akan digunakan nantinya.

4) Assembling
Pada tahap ini, editor mulai menyusun dan menyambung setiap shot berdasarkan urutan scene pada skenario. Tapi penyambungan yang dilakukan masih sangat kasar dan masih menggunakan durasi yang sebenarnya (menurut laporan time code). ATAU MASIH KASAR DAN BELUM ADA TRANSISI

5) Rough Cut
Editor memotong & membuang adegan-adegan yang tidak dipakai dan merangkumnya menjadi satu alur cerita. Lalu memilih shot-shot yang dianggap sudah mewakili skenario.
Editor melakukan penyusunan pertama berdasarkan inti cerita yang ingin dicapai.
Dalam tahap ini editor banyak melakukan diskusi terutama dengan sutradara.

6) Fine Cut & Triming
Pada tahap ini editor mulai melakukan pemotongan dan penghalusan gambar yang sudah tersusun baik. Editor kemudian merapikan setiap potongan antar shot yang masih kurang baik atau mengganggu. Dalam tahap ini editor juga memberikan efek-efek atau transisi sebagai penyambungan/ perpindahan shot dan scene.
Tujuan dari tahap ini adalah agar alur cerita tersusun baik dengan insert shot yang tepat.



PROSES MASTERING
1 ) Colour Grading
Setiap gambar yang telah selesai di edit perlu dikoreksi warnanya agar didapat persamaan warna, karena bukan tidak mungkin pada saat produksi berlangsung ada kendala pencahayaan yang akhirnya mempengaruhi warna dalam gambar. Yaitu dengan cara memakai video efect, seperti image control, color balance, color corection atau memakai software terpisah seperti Adobe After Effect dan Magig Bullet
2) Titling
Pada tahap pemberian title ini, editor biasanya menggunakan software pendukung antara lain yaitu Adobe After Effect 6.5 dan Adobe Photoshop 7.0 untuk membuat counting leader, bumper in / bumper out.
Sedangkan untuk nama kru pada opening scene editor cukup menggunakan Title design dan efek fade out yang sudah tersedia pada media editing yang digunakan yaitu Adobe Premiere 6.5 .
Kemudian untuk credit title editor membuat tulisan muncul secara roll berjalan dari bawah ke atas.
3) Audio Mixing
Setelah melalui proses penyuntingan gambar atau editing, maka proses yang harus dilalui selanjutnya adalah Audio Mixing, yaitu menyatukan dan menyelaraskan suara sekaligus memberikan tambahan seperti musik instrument, musik ilustrasi atau sound effect yang dapat mendukung penceritaan.
Biasanya menggunakan Audio effect yang tersedia di adobe premiere, atau menggunakan software sendiri seperti Adobe Audition, CoolEdit Pro, Wavelab, dll.
4. Release Master
Tahapan ini proses editing telah selesai dilakukan. Lalu hasil akhir dieksport ke dalam bentuk movie dengan frame rate 720x576, kemudian diubah kedalam bentuk MPEG II (DVD) atau MPEG I (VCD) dengan menggunakan software WinAvi, Canopus Procorder, TMPEG gen, Movie Factory 4, dll.

Komuniksi Verbal dan Non Verbal  

Posted by Matias Bimo

Komunikasi dibagi menjadi 2 yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal berupa tulisan dan lisan sedangkan non verbal yaitu komukasi dengan gestur atau bahasa tubuh. Komuniksi ada karena pemberian yang anugrah dari Tuhan yg tak terkira.
Tanpa adanya komunikasi tidak akn mungkin bisa manusia dalam menjalani kehidupan.

METODE PENELITIAN SOSIAL  

Posted by Matias Bimo

WINA PUSPITA SARI

Penelitian / Riset ?????

Metode Penelitian????

Metode Penelitian Sosial ????

Metode Penelitian Komunikasi ?????

Penelitian (research) pd hakekatnya adalah kegiatan spionase untuk mencari, memata2i dan menemukan pengetahuan dari “lapangan” yg dpt dipertanggungjawabkan menurut kaidah2 ilmiah ttt dan bukan mencari kebenaran2 normatif yg semata2 dituntun oleh cara berpikir deduktif
Berbeda dg wawancara/pelacakan didunia jurnalistik yg dilakukan scr tdk beraturan
Riset (penelitian) berasal dari kata re (lagi/berulang2) search (mencari)
Dalam bahasa latin re yg berarti lagi dan cercier yang berarti mencari
Riset (penelitian) berarti to search for, to find
Scr umum riset berarti mencari informasi tentang sesuatu (looking for information about something) atau sebuah usaha untuk menemukan sesuatu (an attempts to discover something)
Menurut Henry Mannaheim, penelitian dalam ilmu pengetahuan adalah an intersubjective, accurate, systematic analysis of determinate of body empirical data , in order to discover recurring relationship among phenomena
Riset bertujuan menemukan hubungan diantara fenomena melalui analisis yg akurat dan sistematik thd data empiris



Pencarian yang berulang-ulang dan tidak pernah berakhir
Dalam diri setiap manusia terdapat dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu (human curiosity).
Dorongan rasa ingin tahu tersebut membuat manusia cenderung untuk mempertanyakan berbagai hal yg belum diketahuinya dan dipahaminya, baik yg berada dlm medan pengamatannya maupun pemikirannya
Dorongan dan kecenderungan tsb mengisyaratkan adanya keinginan manusia untuk memahami “dunia” tempat manusia hidup, baik “dunia alam” maupun “dunia sosial”
Hal ini dipermudah oleh kemampuan mengabstraksi dan berbahasa yg dimiliki manusia
Kemampuan tersebut memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, belajar, menyimpan perbendaharaan pengetahuannya dalam sejumlah lambang, simbol atau konsep
Seberapa banyak konsep atau pengertian yg diketahui dan dipahami seseorang menunjukkan seberapa luas “dunia” yg diketahui dan dipahami.
Rasa ingin tahu tersebut berkembang dan tidak pernah terpuaskan, berbeda dg hewan yg rasa ingin tahu nya tetap yg didorong oleh naluri semata (idle curiosity) yang bertitik pusat pada usaha mempertahankan kelestarian hidup dan sifatnya tetap sepanjang jaman
Seseorang tidak hanya memahami makna atau pengertian konsep2 yg telah diketahuinya tapi juga menggunakannya sbg acuan manakala ia hendak mencandra suatu objek atau subyek yg berkaitan dg konsep tadi
Mis : konsep miskin dan kaya shg seseorang bisa menyimpulkan siapa yg miskin dan kaya
Berdasarkan apa yg telah diketahuinya dlm kehidupan sehari2, seseorang juga terbiasa mengasosiasikan sesuatu gejala , kondisi/situasi dg gejala, kondisi/ situasi lainnya
Mis : ngidam dengan kehamilan, naiknya bbm dengan bakal naiknya harga kebutuhan
Tak jarang, seorang juga menarik kesimpulan yg berfungsi menjelaskan (kenapa atau mengapa)suatu gejala, situasi, kondisi.
Misal : pernyataan yg menyebutkan pergaulan bebas sebagai penyebab meningkatnya kehamilan sebelum menikah

“Bibit” kegiatan penelitian pd kenyataannya telah akrab dlm kehidupan keseharian manusia termasuk juga tradisi berhipotesis, membuat prediksi dan membuat kesimpulan yg bersifat eksplanasi

Aktivitas dan metode berpikir sebagaimana yg digunakan dlm kegiatan penelitian sesungguhnya telah lazim pula dilakukan oleh seseorang didalam kehidupan sehari2nya hanya saja blm dilaksanakan scr terancang dan sistematis blm menggunakan patokan standar sebagaimana dipersyaratkan dalam kegiatan penelitian
Hampir setiap hari orang melakukan riset dlm kehidupannya sehari2
Riset yg biasa dilakukan orang sehari2 (everyday research) biasanya menggunaka metode non ilmiah
Penelitian merupakan aktivitas dan metode berpikir yg dilakukan scr terancang dan sistematis untuk memecahkan atau menemukan jawaban sesuatu masalah (“dunia alam” atau “dunia sosial”)
Aktivitas dan metode berpikir yg terancang, sistematis untuk menemukan jawaban lazim dikaitkan dg metode ilmiah
Penelitian adalah aktivitas dan metode berpikir yg menggunakan metode ilmiah yg lebih sistematis dan lebih objektif, lebih hati2 dan lebih difokuskan untuk mencapai ketelitian dan kebenaran




Proses Proses Hasil

ILmu, Penelitian & Kebenaran

Proses Hasil
Seorang peneliti yg tidak hendak dikungkung fakta semu dan gejala yg dangkal , sebagaimana yg dikatakan Peter L. Berger, ia hrs memiliki mental subversif yang berari senantiasa berkeinginan untuk membongkar hal2 yg sudah mapan dan mencari apa sebenarnya yg ada dan terjadi dibalik realitas yg manifes

Apa
dan
bagaimana
metode ilmiah ????
Metode berasal dari bahasa Yunani, metodos yg berarti suatu cara kerja dan logos yg berarti kata, ilmu, teori
Jadi metodologi adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yg menjadi sasaran ilmu yg bersangkutan
Beberapa metode yg melatarbelakangi lahirnya metode ilmiah :
Sebelum muncul metode ilmiah ada 2 pendekatan sistematis yg digunakan manusia untuk memecahkan atau menemukan jawaban atas suatu masalah, yakni :
a.Pendekatan deduktif atau silogisme Aristoteles
b.Pendekatan atau metode induktif
c.Pada silogisme deduktif, pengetahuan baru (alam dan sosial) diperoleh melalui kesimpulan deduktif (logika deduktif, berpikir deduktif atau metode deduktif), harus ada pengetahuan atau dalil umum atau premis mayor yg menjadi sandaran atau dasar berpijak dari kesimpulan khusus
d.Premis mayor berdasarkan pandangan atau dogma ttt (bersumber dari pandangan agama, filsafat, pandangan seseorang yg memiliki otoritas, spt pendeta, pemimpin atau tokoh masyarakat)
e.Jika premis mayor benar maka kesimpulan benar, lalu bagaimana mengetahui benar salahnya premis mayor????
f.Hal ini yg menjadi titik lemah dari silogisme deduktif
g.Pandangan atau dogma ini tidak ingin digoyahkan kebenarannya dan tanpa adanya keberanian mempertanyakan kebenaran atas sesuatu maka gerak laju akumulasi kebenaran pengetahuan manusia terbatas

Francis bacon menganjurkan metode berfikir yg baru yg berlawanan dg metode deduktif Aristoteles yang disebut metode induktif
Menurutnya para pemburu pengetahuan seharusnya tdk merendahkan diri begitu saja dg menerima premis orang yg mempunyai otoritas sebagai suatu kebenaran mutlak
Kita dapat membuat kesimpulan umum yg lebih benar dan terandalkan manakala kita mau mengumpulkan fakta melalui pengamatan langsung
Jadi bebas dari segala pemujaan thd kesimpulan umum yg tdk berdasarkan fakta di lapangan dan hasil pengamatan
Pendekatan ini juga menimbulkan celaan
Darwin adalah perintis yg memadukan metode deduktif dan induktif dan metode inilah yg disebut metode ilmiah atau metode ilmu pengetahuan
Jadi pemikiran ilmiah sebenarnya memakai pola berpikir induksi-deduksi secara bolak balik dan terus menerus tiada henti
Disamping itu masih ada pola berpikir lain sebagai pelengkap, yakni pola berpikir analog yg mengatakan bahwa dalam dunia terdapat hal2 yg sama atau. mirip dan pola berpikir komparatif yg membandingkan dg pengalaman sebelumnya
Akumulasi pengetahuan ilmiah yg dihasilkan ilmuan (konsep, konstruk, teori) mrpk produk dari penggunaan metode ilmiah
Pemaduan tsb dilakukan spy aktivitas dan metode berfikir dlm memecahkan atau menemukan jawaban atas suatu masalah menjadi lebih terandalkan
Penelitian mrpk aktivitas menelaah suatu masalah dg menggunakan metode ilmiah scr terancang dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yg terandalkan kebenarannya (objektif dan sahih) mengenai “dunia alam” dan “dunia manusia”
Menurut Henry Mannaheim, penelitian dalam ilmu pengetahuan adalah an intersubjective, accurate, systematic analysis of determinate of body empirical data , in order to discover recurring relationship among phenomena
Riset bertujuan menemukan hubungan diantara fenomena melalui analisis yg akurat dan sistematik thd data empiris
Hakikat riset melalui metode ilmiah adalah upaya mengungkapkan realitas untuk mencari kebenaran scr objektif, empiris, sistematis dan terorganisir
empiris berarti suatu keadaan yang bergantung pada bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera. Data empiris berarti data yang dihasilkan dari percobaan atau pengamatan
Akumulasi pengetahuan ilmiah yg dihasilkan ilmuan (konsep, konstruk, teori) mrpk produk dari penggunaan metode ilmiah
Hasil dari riset adalah menciptakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
Riset adalah operasional dari metode ilmiah yg digunakan untuk memperoleh pengetahuan scr ilmiah
Seorang peneliti yg tidak hendak dikungkung fakta semu dan gejala yg dangkal , sebagaimana yg dikatakan Peter L. Berger, ia hrs memiliki mental sebversif yang berari senantiasa berkeinginan untuk membongkar hal2 yg sudah mapan dan mencari apa sebenarnya yg ada dan terjadi dibalik realitas yg manifest
Metode Ilmiah : cara untuk menerapkan prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran
Penelitian : pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan fokus untuk memecahkan masalah, merubah dalil/teori, menemukan teori baru.
Penelitian (masalah) sosial: gejala-gejala sosial yang terdapat di dalam berbagai relasi sosial.

Karakteristik metode ilmiah
Menurut Wimmer & Dominick :
1. Bersifat publik,terbuka thd koreksi dan verifikasi
2. Objektif, aturan2 eksplisit dan prosedur mengikat peneliti, berhubungan dg fakta dari pada interpretasi)
3. Empirikal, lebih memperhatikan pd dunia yg dpt diketahui/diukur, menolak metafisika dan non sensikal, konsep didefinisikan dg jelas, framing dan definisi operasional
4. Sistematik dan kumulatif, menggunakan review literatur ilmiah, konsistensi
5. Prediktif, memprediksi perilaku, fenomena atau peristiwa

karakteristik lain dari metode ilmiah
Berdasarkan Fakta : keterangan berdasar fakta nyata, bukan hayalan, kira-kira, dll
Bebas dari prasangka : pembuktian secara objektif dan jauh dari pertimbangan subjektif
Menggunakan prinsip analisa : analisis logis diperlukan untuk memahami fenomena yang sangat kompleks dalam penelitian
Menggunakan hipotesa : hipotesa akan menuntun jalan pikiran peneliti dalam mencapai sasaran dengan tepat
Ukuran harus objektif : analisis harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif

Kebenaran Ilmiah
Syarat Kebenaran Ilmiah
A. konsisten dengan pernyataan sebelumnya
B. materi pengetahuan yang terdapat dalam pernyataan berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut
C. pragmatis; mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis

Kebenaran Nonilmiah
Penemuan secara kebetulan
Penemuan kebenaran melalui wahyu
Penemuan kebenaran intuitif
Penemuan secara trial and error
Penemuan kebenaran secara spekulatif
Penemuan kebenaran karena otoritas


Langkah-langkah pemecahan atau prosedure ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Penginderaan sebagai langkah pertama dari metode ilmiah sehingga segala sesuatu yang tidak dapat diindera tidak dapat diselidiki walaupun tidak selalu langsung. Agar tepat dan benar hal ini perlu pengulangan oleh orang lain atau dengan latihan dan menggunakan alat-alat yang telah ditera.
2. Masalah atau problem ditemukan setelah penginderaan dan perenungan dilakukan. Dengan membuat pertanyaan , apa, mengapa dan bagaimana hal itu bisa terjadi ?. Pertanyaan 2 tsb hendaknya relevan dan dapat diuji dengan menggunakan teknik yang akurat.
3. Hipotesis, merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara dan merupakan suatu dugaan. Untuk membuktikan dugaan tsb benar atau salah diperlukan fakta atau data yang dapat dikumpulkan melalui survey atau eksperimen.
4. Eksperimen, atau percobaan dapat menunjukkan bukti shg jawaban yg bersifat dugaan menjadi jawaban yg benar atau alamiah
5. Teori, bukti eksperimen merupakan dasar langkah ilmiah berikutnya yaitu teori .

Apabila suatu hipotesis telah didukung oleh bukti atau data yg meyakinkan dan diperoleh dari berbagai eksperimen yang dilakukan oleh peneliti dan bukti2 menunjukkan hal yang daat dipercaya atau valid , walaupun dengan keterbatasan ttt maka disusun suatu teori.


Jadi proses keilmuan merupakan langkah2 yg memenuhi prosedural seperti (Jujun S. Sumantri) :

1.Perumusan masalah
2.Penyusunan kerangka berpikir
3.Penyusunan hipotesis
4.Pengujian hipotesis
5.Penarikan kesimpulan



Penelitian atau penggunaan metode ilmiah scr terancang dan sistematis tidak dapat dipisahkan dg pertumbuhan ilmu pengetahuan baik ilmu2 kealaman (natural science) maupun ilmu2 sosial
Wujudnya berupa dalil, teori atau generalisasi mengenai “dunia alam” dan “dunia sosial”
Dalam penelitian ilmu sosial, kebenaran metode yg digunakan mutlak diperlukan
Menurut Arnold M. Rose, fakta2 sosial tidak tergeletak dan sudah siap pakai begitu saja, tinggal menunggu untuk diambil.
Tetapi, fakta2 sosial itu hrs dibuka dari “kulit pembungkus” kenyataan yg sepintas tampak, hrs diamati dlm suatu kerangka acuan yg spesifik, hrs diukur dg tepat dan hrs diamati pula pd suatu fakta yg dpt dikaitkan dg fakta2 lain yg relevan
Objek telaah penelitian sosial adalah gejala2 sosial (social phenomena) atau kenyataan2 sosial (social fact)
Manusia tdk dilihat sbg kenyataan fisik dan biologis tapi sebagai mahluk sosial yg senantiasa terkait sbg warga dari suatu lingkungan sosial, sbg bagian yg tak terpisahkan dari konteks sosial tempat dia hidup
Dalam “dunia sosial” terdapat komponen individu2, kelompok2, institusi2 sosial dan juga lingkungan2 sosial yg lebih luas
Contoh gejala2 sosial : kemiskinan, keterbelakangan, kenakalan, kejahatan, kedisiplinan, kompetisi, konflik, motivasi, gaya hidup, termasuk masalah komunikasi
Kajian2 bidang komunikasi tdk terpisahkan dg kajian bidang2 sosial lainnya shg juga tdk terlepaskan dari kajian thd kehidupan masyarakat keseharinnya
Dengan demikian, berbagai metode penelitian sosial pada umumnya sama dan sebangun dengan metode penelitian social
Riset =kegiatan menggambarkan objek yang terkadang menyulitkan
Meskipun objeknya relatif tetap, proses menggambarkan atau menafsirkannya tidak sesederhana yg kita pikirkan
Mis : kertas akan ditafsirkan penghapus jika digunakan untuk menghapus papan tulis, sebagai koran atau bungkus sate
Begitu pula ketika kita menafsirkan objek sosial atau realitas sosial, berbeda
Hal ini disebabkan perbedaan perspektif atau cara pandang dalam menafsirkan objek atau realitas
Perspektif adalah pedoman kita dalam menafsirkan peristiwa atau perilaku orang lain
Becker mendefinisikan perspektif sbg seperangkat gagasan yg melukiskan karakter situasi yg memungkinkan pengambilan tindakan, suatu spesifikasi jenis2 tindakan nyata yg scr layak dan masuk akal dilakukan orang, standar nilai yg memungkinkan orang dapat menilai
Wimmer & Dominick menyebut pendekatan atau perspektif dg paradigma yaitu seperangkat teori, prosedur dan asumsi yg diyakini ttg bagaimana peneliti melihat dunia
Sifat / perspektif pendekatan adalah membatasi pandangan kita dan selektif
Perilaku orang ditentukan oleh perspektifnya ttg realitas
Jadi realitas yg ditangkap dan ditafsirkan bukanlah realitas utuh melainkan realitas yg kita pilih, ada beberapa aspek yg dianggap menarik dan penting
Hal ini sangat mempengaruhi persepsi atau proses pemberian makna pada objek atau realitas
Namun karena perkembangan bidang komunikasi yg begitu pesat dengan dinamika variabelnya yg sangat kompleks, maka sebenarnya bidang komunikasi harus dilihat sbg kekhususan yg paling tidak berbeda scr ontologis (hakikat apa yg dikaji) maupun epistemologis (bagaimana cara mendapatkan) dari pada umumnya bidang sosial yg lain



7
Beberapa Pengelompokan Paradigma
Metodologi penelitian bukan hanya sekedar kumpulan metode atau teknik penelitian, melainkan suatu keseluruhan landasan nilai2 (menyangkut filsafat keilmuan), asumsi, etika dan norma yg menjadi aturan2 standar yg dipergunakan untuk menafsirkan serta menyimpulkan data penelitian; didalamnya termasuk juga kriteria untuk menilai kualitas hasil penelitian.
Metodologi penelitian tidak terlepas dari suatu paradigma keilmuan ttt
Dari paradigma ilmu diturunkan paradigma penelitian dan metodologi
Berbeda dg ilmu alam yg pd era ttt hanya memiliki 1 paradigma spt Newtonian yg diganti dg paradigma relativitas Einstein
Sedangkan ilmu sosial merupakan multi-paradigm science, dimana berbagai paradifma bisa tampil bersama2 dlm suatu era
Metodologi penelitian bukan hanya sekedar kumpulan metode atau teknik penelitian, melainkan suatu keseluruhan landasan nilai2 (menyangkut filsafat keilmuan), asumsi, etika dan norma yg menjadi aturan2 standar yg dipergunakan untuk menafsirkan serta menyimpulkan data penelitian; didalamnya termasuk juga kriteria untuk menilai kualitas hasil penelitian.

Usaha untuk mengelompokkan teori dan pendekatan bervariasi tapi sejumlah ilmuan sosial mengelompokkan menjadi 3 paradigma, yakni :
1.Classical paradigm (positivism dan post positivism)
2.Critical paradigm
3.Constructivism paradigm

Tiga perspektif / Paradigma Ilmu Sosial
Paradigma Klasik :

Menempatkan ilmu sosial spt halnya ilmu alam dan fisika dan sebagai metode yg terorganisir untuk mengkombinasikan deductive logic dg pengamatan empiris, guna scr probabilistik menemukan atau memperoleh konfirmasi ttg hukum sebab akibat yg bisa digunakan memprediksi pola2 umum gejala sosial ttt

Ada realita yg real yg diatur oleh kaidah2 ttt yg berlaku universal, peneliti hrs sejauh mungkin membuat jarak dg objek penelitian, tujuan penelitian eksplanasi, prediksi dan kontrol sosial, menguji hipotesis dlm struktur hypothetico deductive methode melalui lab eksperimen atau survey eksplanatif, dg analisis kuantitatif

2. Paradigma Konstruktivisme
Memandang ilmu sosial sbg analisis sistematis thd socially meaningfull action melalui pengamatan langsung dan rinci thd pelaku sosial dalam seting keseharian yg alamiah, agar mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial yg bersangkutan menciptakan dan memelihara/mengelola dunia sosial mereka.

Realitas merupakan konstruksi sosial kebenaran suatu realitas yg bersifat relatif sesuai dg konteks spesifik yg dinilai relevan oleh pelaku sosial, pemahaman suatu realitas atau temuan penelitian merupakan produk interaksi peneliti dg yg diteliti, tujuan penelitian rekonstruksi realitas sosial scr dialektis antara peneliti dg yg diteliti, menekankan empati, interaksi dialektis antara peneliti-responden untuk mengkonstruksi realitas yg diteliti melalui metode kualitatif spt participant observation. 8
3. Paradigma Teori Kritis

Mendefinisikan ilmu sosial sbg suatu proses yg scr kristis berusaha mengungkapkan the real structure dibalik ilusi, false need yg dinampakkan dunia materi dg tujuan membantu membentuk suatu kesadaran sosial agar memperbaiki dan merobah kondisi kehidupan manusia

Realitas yg teramati merupakan realitas semu yg telah dibentuk oleh proses sejarah dan kekuatan2 sosial, budaya dan ekonomi politik, hubungan peneliti dengan yg diteliti selalu dijembatani nilai2 ttt, tujuan penelitian kritik sosial, transformasi, emansipasi dan social empowerment, mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual dan multi level analisis yg bisa dilakukan melalui penempatan diri sbg partisipan dalm proses transformasi sosial
Memperhatikan konteks historis, sosial, budaya, ekonomi dan politik

Dalam konten metodologi, penelitian sosial terutama komunikasi berada pada 2 paradigma besar yg saling pengaruh-mempengaruhi

1.Tradisis pemikiran perancis dan Inggris yg dipengaruhi oleh filsafat positivisme dan rumpun pemikiran disekitarnya spt : empirisisme, behaviorisme, naturalisme dan sainisme. Tradisi ini berkembang akibat terobsesi dan dipengaruhi oleh tradisi ilmu2 kealaman. Dan berkat August Comte, mengembangkan studi sains kelaman kepada objek manusia.
Contoh : persoalan jiwa yg terefleksi pd perilaku adalah fenomena alam dalam objek manusia yg pd hakikatnya dapat dipotret dan direkam, diamati sebg bagian dari pengalaman indrawi manusia.
Pandangan positivisme dan aliran2 pemikiran disekitarnya kemudian dikenal dg paradigma penelitian kuantitatif.

2. Tradisi pemikiran Jerman yg lebih banyak mengadopsi pemikiran filsafat Plato yg humanistis. Pandangan Plato thd manusia lebih banyak menempatkan manusia sbg mahluk yg humanistis daripada sbg homo sapiens. Plato memandang manusia sbg manusia yg dipengaruhi oleh rasionya karena itu manusia memiliki idealisme.

Gagasan Plato mempengaruhi beberapa tokoh memelopori aliran fenomenologi, yg berpandangan bahwa sesuatu yg tampak itu pasti bermakna menurut subyek yg menampakkan fenomena itu, setiap fenomena berasal dari kesadaran manusia shg sebuah fenomena pasti ada maknanya
Tradisi ini juga mengilhami Kant dan Hegel yg melahirkan (menjadi akar tradisi) paradigma fenomenologi dalam penelitian sosial dikenal dengan paradigma penelitian kualitatif yg bersebrangan dg tradisi positivistik

Aliran paradigma lain diluar paradigma besar tsb adalah paradigma teori kritis
Pada awalnya, metode penelitian sosial maupun komunikasi yg berkembang pada ilmu sosial banyak dipengaruhi oleh pendekatan positivistik yg berpangkal pd keyakinan bahwa kebenaran2 itu bermanifestasi dlm wujud gejala2 yg dpt diamati scr indrawi dan bisa diukur
Dalam khasanah ilmu komunikasi, pendekatan kuantitatif-positivist masih lebih dominan dari pada pendekatan kualitatif-interpretif. 9
Pendekatan kuantitatif yg sering menggunakan statistik, diindikasikan oleh Muhadjir, seolah lebih bergengsi daripada pendekatan kualitatif

Meski demikian, pendekatan kualitatif dalam ilmu komunikasi terus berkembang dan penganutnya terus bertambah.
Pertumbuhan penelitian kualitatif setidaknya dipicu oleh 2 kondisis :
a.Banyak pakar dan lembaga mempertanyakan daya eksplanatori pendekatan empiris konvensional dalam ilmu komunikasi karena isu2 sosial dlm komunikasi tidak cukup ditelaah melalui metode penelitian kuantitatif
b.Fakta mengungkapkan bahwa perkembangan ilmu komunikasi terkait dg perubahan sosio-ekonomi yg lebih luas shg penelitian komunikasi kualitatif diperlukan untuk beradaptasi dg bentuk realitas baru yg terus tumbuh di masyarakat, hal ini menuntun pencarian dan penemuan teori2 dan metode2 baru yg lebih kontekstual untuk memahami kompleksitas komunikasi dlm konteks sosial budaya beserta perubahannya

Dalam perkembangannya metode yg dipergunakan dalam Pendekatan positivistik / pendekatan empiris banyak dimodifikasi dan bahkan ditinggalkan ketika dlm kenyataannya para peneliti sosial menemukan bahwa tidak semua gejala sosial dapat diukur dan dikuantifikasisikan



Pendekatan Penelitian
1.Penelitian Kuantitatif adalah jenis penelitian yg membangun pengetahuan dan memperoleh kebenaran berdasarkan data2 terukur. Data dikumpulkan, diolah, dianalisis dalam matematika dan statistika
-riset yg menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yg hasilnya dapat digeneralisasikan, tidak terlalu mementingkan kedalaman data/analisis tapi keluasan data, objektif, tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hati, semuanya hrs objektif dg diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukur sudah valid dan reliable. 10
-Hubungan riset dg subjek jauh, realitas terpisah dan ada diluar dirinya shg alat ukur hrs dijaga keobjektifannya
-Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sbg sarana konfirmasi teori atau pembuktian teori. Jika dalam analisa ditemukan penolakan thd hipotesis atau teori biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dan teori melainkan meneliti apakah ada kesalahan dalam desain penelitian
-Prosedur riset rasional-empiris yakni penelitian berangkat dari konsep atau teori yg melandasinya dan akan dibuktikan dg data yg dikumpulkan
-desain riset sudah harus ditentukan sebelum riset
-berupaya mengidentifikasi dan mengukur faktor dlm bentuk variabel, pengaruh-mempengaruhi shg berkembang tradisi penelitian korelasional dan komparasi dg alat analisis statistik korelasi dan uji beda, termasuk faktor analisis dan path analisis
-lahir dan berkembang dari tradisi ilmu sosial Inggris dan Prancis yg dipengaruhi tradisi ilmu alam

-ada 2 pendekatan yg populer :
a.Survay (melihat hubungan antar variabel, informasi dikumpulkan dari responden dg menggunakan kuesioner dari sampel yg mewakili populasi)
b.Eksperimen (mengetahui pengaruh antar variabel)

-Berbagai istilah yg sering digunakan : variabel, validitas, reliabilitas, responden, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel (survai), desain penelitian, kelompok kontrol dan eksperimen, subjek penelitian, treatment, dsb

Beberapa kriteria tugas pokok penelitian kuantitatif-positivist :

1.Merumuskan masalah dan menetapkan kerangka teori
2.Dlm kerangka teori, dikupas konsep2 penelitian shg dapat diturunkan variabel (operasionalisasi variabel) serta hipotesis penelitian
3.Rancangan penelitian untuk menjelaskan bagaimana penelitian dilakukan :
a.Jenis data, teknik pengambilan data, prosedur dan skala pengumpulan data, pre test alat ukur
b.Teknik pengambilan sampel
c.Uji validitas dan reliabilitas alat ukur
d.Rancangan teknik analisis data

2. Penelitian Kualitatif menghindari perhitungan matematis dan data terukur, yg dicari adalah value atau nilai yg muncul dari objek kajian yg bersifat khusus bahkan sangat spesifik, unik mengandung tindakan bermakna(meaningfull action) dan karenaya lebih mengggunakan logika bahasa sbg sarana berpikir ilmiah
-lahir dan berkembang dari ilmu2 sosial Jerman
-Mencoba menginterpretasikan gejala, menguak makna dibalik fakta yg empirik sensual
-riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam2nya melalui pengumpulan data sedalam2nya
-Tidak mengutamakan besarnya populasi/sampling
-Jika data yg terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yg diteliti maka tidak perlu mencari sampling lainnya. 11
-Jadi yg ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) dan bukan banyaknya data (kuantitas) data
-Periset adalah bagian integral dari data artinya ikut aktif dalam menentukan jenis data yg diinginkan, shg periset menjadi instrumen riset yg hrs terjun langsung dilapangan, sifatnya subjektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk generalisasi
-Desain riset dapat dibuat bersamaan atau sesudah riset
-Dapat berubah atau disesuaikan dg perkembangan riset


Istilah yg sering dipakai
Taylor dan Bogdan mendefinisikan pendekatan kualitatif sbg prosedur penelitian yg menghasilkan data deskriptif berupa kata2 tertulis atau lisan dari orang atau gejala yg diamati
Diarahkan pd latar gejala scr holistik (utuh menyeluruh) dan alamiah shg dlm pendekatan ini tidak mengisolasikan gejala kedalam variabel
Latar alamiah : tidak mewajibkan peneliti untuk terlebih dahulu membentuk konsepsi2/teori2 ttt
Analisa dilakukan scr induktif-deduktif, deskriptif merupakan kata2, gambar dan bukan angka, mungkin dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen2
Desain tidak disusun scr ketat dan kaku tapi bisa dirubah seuai dg fakta dilapangan, pembatasan permasalahan, mis : berdasarkan persepsi peneliti thd suatu masalah, sumber data berupa sampel bertujuan (purposive), keabsahan data dilandasi kriteria : kredibility, transferability, dependability, konfirmability

Dalam ilmu sosial , atas dasar tujuannya sekurang2nya dapat dibedakan menjadi 2 jenis penelitian, yakni penelitian deskriptif dan penelitian eksplanatif
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian yg bertujuan untuk menjelaskan hal ihwal masalah atau objek ttt scr rinci disebut penelitian deskriptif
-untuk mengeksplroasi dan klarifikasi fenomena atau kenyataan sosial dg jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yg berkenaan dg masalah/unit yg diteliti scr sistematis faktual dan akurat ttg fakta dan sifat / objek ttt.
-jadi menggambarkan realitas yg sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variable.
-Pada penelitian ini tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis atau dg kata lain tidak untuk membangun dan mengembangkan perbendaharaan teori

Penelitian deskriptif dapat bertipe pendekatan kuantitatif maupun kualitatif
Penelitian deskriptif kuantitati (survey) maupun kualitatif biasanya dilakukan seorang peneliti untuk menjawab sebuah atau beberapa pertanyaan mengenai keadaan suatu objek atau subjek amatan scr rinci
Pertanyaan2 standar yg sering diajukan berkenaan dg the what, who, why, where, when dan how –nya objek penelitian
Pada penelitian ini tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis atau dg kata lain tidak untuk membangun dan mengembangkan perbendaharaan teori


2.Penelitian Eksplanatif
Penelitian yg menghasilkan jawaban ttg hubungan antar objek atau variabel yg dihipotesiskan dan hampir selalu bertipe kuantitatif.
Pada penelitian ini ada hipotesis yg akan diuji kebenarannya
Penelitian eksplanatif biasanya dilakukan seorang peneliti untuk mengetahui atau memperoleh informasi ttg apakah perubahan kualitas /kuantitas suatu variabel seiringatau mempengaruhi perubahan kuantitas/kualitas variabel yg lain
Penelitian eksplanatif sederhana biasanya hanya menguji kekuatan hubungan dua variabel tapi dengan pertimbangan mutu yg ingin diraih tidak jarang penelitian ini menguji hubungan antara 3/ 4 atau bahkan lebih banyak variabel

Penelitian sosial yg sesungguhnya ialah penelitian eksplanasi, yaitu suatu penelitian yg dimaksudkan untuk menemukan dan mengembangkan teori shg hasil atau produknya dapat menjelaskan kenapa dan mengapa terjadinya suatu gejala atau kenyataan sosial ttt
Namun, penelitian sosial bisa jadi tidak sampai pada tujuan / taraf eksplanasi namun hanya sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan (deskripsi) sejumlah variabel yg berkenaan dg masalah dan unit yg diteliti tanpa mempersoalkan hubungan antara variabel.hasil dari penelitian deskriptif ini dapat menjadi masukan bagi kegiatan penelitian lebih lanjut
Selain 2 tipe diatas, sebenarnya masih ada tipe atau jenis penelitian yg bertujuan eksploratif dan jenis penelitian yg bertujuan evaluatif

3. Jenis Penelitian Eksploratif :
Untuk menggali data tanpa mengoperasionalisasi konsep/menguji konsep pd realitas yg diteliti
Biasanya menggunakan pendekatan kualitatif
Paling serhana dan mendasar karena tidak diawali ileh desain riset, periset langsung terjn ke lapangan dan semuanya dilaksanakan dilapangan, data merupakan sumber teori jadi teori lahir dan berkembang di lapangan
Jenis riset eksplorasi yg dikenal adalah grounded riset

4. Jenis Penelitian Evaluatif :
Untuk mengkaji efektivitas atau keberhasilan suatu program
Membutuhkan definisi konsep, kerangka koneptual, kerangka teori, operasionalisasi konsep, hipotesisi dst
Berhubung ingin melihat hubungan dan efektivitas maka dibutuhkan tujuan program yg diteliti dan apa yg ingin diteliti dan dianalisis


Untuk melaksanakan penelitian deskriptif maupun eksplanatif, kita perlu memilih tipe metode penelitian yg digunakan
-) Ada 3 tipe penelitian yg lazim digunakan dalam penelitian sosial, yakni :
1.penelitian studi kasus
2.Penelitian survey
3.Penelitian experimen

Apa pun tipe penelitian yg digunakan, semuanya ditujukan pd unit ttt, berupa individu maupun kelompok

Format-Format Penelitian Sosial

Format Penelitian deskriptif

Unit yg diteliti

individu kelompok

Format Studi kasus D-1 D-2

Survey D-3 D-4

Format Penelitian eksplanasi
Unit yg diteliti

Individu kelompok

Format Eksperimen E-1 E-2

Survey E-3 E-4


Studi Kasus :
Merupakan penelitian yg penelaahannya kpd satu kasus yg dilakukan scr intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif
Studi kasus bisa dilakukan thd individu (psikologi analisis), kelompok (antropologi, sosiologi dan psikologi sosial juga komunkasi)
Seseorang atau suatu kelompok yg diteliti, permasalahannya ditelaah scr komprehensif, mendetail dan mendalam, berbagai variabel ditelaah dan ditelusuri, termasuk juga kemungkinan hubungan antar variabel yg ada shg penelitian studi kasus bisa jadi melahirkan pernyataan2 yg bersifat eksplanasi, akan tetapi eksplanasi tsb tidak dapat diangkat sbg suatu generalisasi
Baca buku Studi Kasus dari Robert K. Yin

Survai
Merupakan tipe penelitian yg ditujukan pd sejumlah besar individu atau kelompok
Dg jumlah unit yg telaah relatif besar, mustahil untuk bisa menelaahnya scr intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif spt halnya yg dilakukan melalui studi kasus
Fokus perhatiannya hanya ditujukan ke beberapa variabel saja.
Dg survai, peneliti hendak menggambarkan karakteristik ttt dari suatu populasi, apakah berkenaan dg sikap, tingkah laku atau aspek sosial lainnya
Karena dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik ttt dari suatu populasi, maka individu atau kelompok yg diteliti haruslah bisa mewakili populasi, artinya individu atau kelompok yg diambil sbg sampel penelitian haruslah bisa mewakili populasi individu atau kelompok yg diteliti (representatif)
Oleh karena itu, teknik sampling (cara pengambilan sampel atau contoh dari individu atau kelompok yg diteliti) merupakan persoalan penting pada setiap survai karena hasilnya tdk hanya untuk menggambarkan karakteristik ttt dari individu atau kelompok yg menjadi sampel, melainkan untuk diberlakukan bagi seluruh populasi (generalisasi berlaku bagi seluruh populasi). 14

Survai bisa digunakan untuk tujuan2 deskriptif dan juga untuk tujuan2 eksplanasi

Baca Buku metode penelitian survey dari masri Singarimbun

Eksperimen
Pada tipe penelitian eksperimen, peneliti scr sengaja memanipulasi suatu variabel (memunculkan atau tidak memunculkan) suatu variabel kemudian memeriksa efek atau akibat yg ditimbulkannya
Melalui eksperimen, ingin diketahui apakah akan terjadi sesuatu jika suatu variabel dikontrol / dimanipulasikan scr terkendali
Pada suatu eksperimen, lazimnya terdapat “kelompok kontrol” dan “kelompok eksperimen”

Riset Komunikasi
Objek formal ilmu komunikasi pada dasarnya adalah fenomena komunikasi dalam kehidupan
Riset komunikasi mencakup :
a.Studi komunikator (who), sbg individu maupun institusi, misal : riset ttg kredibilitas radio X dalam menginformasikan berita mengenai situasi jalan
b. Studi pesan (says what), mengenai isi pesan dg analisis teks, semiotik, pesan verbal dan non verbal, copy testing untuk iklan atau analisis program PR
c. Studi media (in which channel), mengenai media komunikasi
d. Studi khalayak (to whom), mengenai khalayak atau komunikan, mis : riset ttg opini, profil, agenda seting, uses & gratifications, fgd
e. Studi efek (with what effect), mengenai efek / dampak terpaan pesan mis : efek terpaan pesan iklan thd motif membeli
- Studi 2 tsb dapat diterapkan pada semua tingkatan / konteks komunikasi spt k’si interpersonal, k’si kelompok, k’si massa maupun k’si organisasi

Tahap - Tahap Penelitian
atau
Desain Riset

Prosedur riset berupa tahapan2 / proses yg harus dilalui dalam melakukan riset
Untuk memudahkan peneliti agar proses risetnya terarah dan sistematis
Gambaran tertulis dari tahapan tsb dikenal sbg desain riset atau sistematika riset
Tahapan Penelitian bukan proses yg sederhana
Menurut Gerald E. Miller dan Henry Nicholson ada 3 tahap riset, yakni :

1.Menanyakan pertanyaan (asking question)
2.Observasi (observation) thd objek
3.Mengkonstruksi jawaban (constructing answers), yakni mencoba mendefinisikan, menggambarkan dan menjelaskan serta memberikan penilaian. Upaya ini selain mengacu dan menguji teori pada akhirnya dapat menghasilkan pengetahuan / teori baru

15


Membuat desain riset, tergantung pada beberapa faktor antara lain :
1.Metodologi atau pendekatan yg dipakai
2.Metode riset yg dipakai
3.Jenis riset yg direncanakan
4.Metode analisis data

Desain Riset Kuantitatif
Dibuat sebelum riset dilakukan, peneliti diupayakan membuat desain yg pasti dan tidak mudah diubah
Bervariasi tergantung metode maupun jenis riset yg digunakan

Desain Riset Kuantitatif
Bab I Pendahuluan (perumusan masalah)
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah/ erumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan

Bab II Tinjauan Pustaka/Landasan Teori/Kerangka Pemikiran (kerangka konsep untuk deskriptif dan kerangka teori untuk eksplanatif)
2.1 Kajian pustaka, terori2, hasil studi terdahulu atau (bila ada) uraian observasi awal
2.2 Konseptualisasi konsep/permasalahan berdasarkan kajian pustaka, studi2 terdahulu, disini diperoleh definisi konsep
2.3 Kerangka Berpikir / Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis teoritis (u/ eksplanatif)

Bab III Metodologi Penelitian
3.1 Pendekatan / Metodologi
3.2 Metode dan Tipe Penelitian
3.3 Operasinalisasi Konsep
3.4 Hipotesis Riset (U/eksplanasi)
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Teknik Analisis Data 16
Bab I, II dan III adalah desain penelitian sebelum pengumpulan data ke lapangan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan

Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.3 Rekomendasi

Bab IV dan V adalah desain penelitian setelah pengumpulan data dilapangan

Desain Riset Kualitatif
Desain riset kualitatif tidak harus dibuat diawal atau sebelum riset tapi dapat juga dibuat selama proses riset berlangsung bersamaan dg proses pengumpulan data
Ada kemungkinan desain riset berubah atau disesuaikan dg perkembangan riset
Bahkan pada riset eksplorasi (grounded), peneliti terjun ke lapangan tanpa membuat desain riset
desain kualitatif lebih bebas struktur dan sistematikanya tidak terikat scr kaku spt desain kuantitatif karena bersifat subjektif dan tidak bermaksud membuat generalisasi shg lebih bervariasi dan fleksibel

Desain Riset Kualitatif
Bab I Pendahuluan (perumusan masalah)
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah/ erumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan

Bab II Tinjauan Pustaka/Landasan Teori (kepustakaan yang relevan)

Bab III Metodologi Penelitian
3.1 Deskripsi latar, Sumber data, satuan kajian
3.2 Tahap2 riset
3.3 Metode riset
3.4 Pengumpulan dan Pencatatan data
3.5 Analisis dan penafsiran data
3.6 Pemeriksaan keabsahan data

Bab IV Analisis dan Interpretasi Data
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

17
Contoh desain lain riset kualitatif :

Bab I dan II sama
Bab III Metodologi Penelitian
3.1 Pendekatan / Metodologi
3.2 Metode dan Tipe Penelitian
3.3 Definisi Konsep
3.4 Key Informan dan Informan
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Teknik Analisis Data
Bab IV dan V sama

Contoh lain desain riset kualitatif (Bungin) tentang desain kualitatif untuk riset grounded (eksplorasi), yaitu :
Tahap I Observasi Pendahuluan
a.Menemukan tema2 pokok riset
b.Menemukan gatekeepers
c.Menemukan gambaran umum ttg alur riset

Tahap II Pengumupulan Data
a.Menemukan informan
b.Mewawancarai dan mengobservasi serta membuat catatan harian
c.Menemukan informan baru
d.Mengembangkan strategi wawancara dan observasi
e.Menggunakan triangulasi untuk menemukan kebenaran data
f.Terus menerus membuat catatan harian

Tahap III Pengumpulan Data lanjutan
Merevisi draf laporan riset
Menemukan kekurangan data dan informasi
Membuang informan yg tidak penting
Menemukan informan baru
Terus menerus menggunakan triangulasi
Terus menerus membuat catatan harian baru
Memutuskan menghentikan riset
Mengembangkan draf laporan menjadi rancangan laporan akhir
Periset meninggalkan lokasi riset

Kombinasi Riset Kuantitatif dan Kualitatif
Dalam beberapa kasus dijumpai kombinasi keduanya scr bersamaan dalam sebuah riset untuk menghasilkan penelitian yg lengkap
Kombinasi terjadi secr :
1.Bersamaan sewaktu pengumpulan data, yi melakukan wawancara saat responden mengisi kuesioner (hanya u/ melengkapi data kuesionera)
2.Bersama tapi terpisah ketika periset tidak puas dg hasil riset (data kuesiner tdk mampu menguji hipotesis) maka kemudian wawancara dg responden untuk melengkapi data

Meskipun begitu, periset tetap menonjolkan salah satu pendekatan atau metodologi (kuantitatif atau kualitatif) 18
Bukan berarti kuantitatif menguji kualitatif melainkan keduanya digunakan bersama dan apabila dibandingkan masing2 dpt digunakan untuk keperluan menyusun teori
Kombinasi terjadi karena keduanya tidak saling independen satu sama lain
Bahkan kualitatif sangat diperlukan oleh kuantitatif dan sebaliknya

Menurut Brannen terdapat 3 cara yg bisa digunakan peneliti dalam membuat kombinasi yaitu :
1.Pendekatan kualitatif sbg fasilitator dari kuantitatif
2.Pendekatan kuantitatif sbg fasilitator dari kualitatif
3.Kedua pendekatan dilakukan scr bersamaan dan sederajat

Tahap – Tahap Penelitian
1.Pemilihan dan Analisis Masalah Penelitian
2.Penentuan Strategi Pemecahan Masalah atau Penentuan Metodologi Penelitian yang akan Digunakan
3.Pengumpulan Data
4.Pengolahan, Analisis dan Interpretasi Data
5.Penyusunan Laporan Penelitian

Pemilihan dan Analisis Masalah Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk memecahkan atau menemukan jawaban suatu masalah
Menetapkan fokus dan merumuskan masalah yang layak diteliti mrpkn tahap awal ,penting dan sentral kegiatan penelitian
Hampir seluruh tahapan / kegiatan penelitian (latar belakang masalah, tujuan penelitian, operasionalisasi konsep, penyusunan kuesioner/interview guide, kesimpulan dan saran) bermuara dari perumusan masalah
Pokok masalah biasanya tercermin dalam judul atau topik suatu penelitian
Masalah penelitian sosial lebih dari sekadar pertanyaan awam yg menimbulkan rasa penasaran dan keingintahuan
Ada masalah yg penyelesaiannya memakan banyak waktu dan biaya, ada juga yg sebaliknya
Ada yg jika diteliti besar manfaatnya namun ada juga yg tak seberapa berguna untuk diteliti
Ada yg akan menghadapi banyak rintangan dan kesulitan jika diselesaikan da pula yg tak akan mengalami kesulitan
Bagi kebanyakan peneliti pemula, memilih masalah yg layak diteliti acapkali menjadi kesulitan tersendiri
Hal ini dikarenakan mereka kesulitan memilih / kurang peka thd berbagai topik/mslh sosial yg sebenarnya tersebar disekitar peneliti, mereka terjebak pada rutinitas / berpikiran sempit pd topik yg sesuai dg minat subyektifnya

Pertimbangan dalam Pemilihan
Masalah Penelitian
1. Pertimbangan yang tak masuk dalam kawasan kriteria ilmiah (extrascientific criteria), meliputi :
-minat / kepentingan peneliti
-kepentingan umum atau kepentingan masy
-dan resistensi sosial, kultural dan ideologis thd masalah yg hendak diteliti
2. Pertimbangan yang termasuk dalam kawasan kriteria ilmiah, meliputi :
-dapat / tidaknya suatu masalah ditelaah scr ilmiah dapat diamati
-signifikansi / kebermaknaan suatu masalah yg berkaitan dg nilai penemuan yg akan diperoleh seandainya msl ysb diteliti
-kelayakan metodologis yg menyangkut konseptualisasi berkenaan dg spesifikasi atau operasionalisasi/ representasi yg bersifat empiris dan terukur dari suatu konsep , teori atau hipotesis


1
Sumber dan Perumusan Masalah Penelitian
1.pengetahuan atau pengalaman diri sendiri / orang lain (dilingkungan pekerjaan atau profesi)
2.Deduksi dari suatu teori (suatu msl yg baru yg dimuncul kan sbg konsekuensi logis atau kesimpulan deduktif suatu teori)
3.Membaca laporan hasil penelitian (karya2 ilmiah yg sudah terpublikasi di media massa, jurnal, skripsi, tesis, disertasi)
4.Kebijakan pemerintah, lembaga atau organisasi

Teknik untuk mempersempit topik menjadi suatu pertanyaan penelitian (Neuman)
1.Dengan cara memeriksa / mempelajari hasil2 penelitian sebelumnya (examine the literature), dpt meniru penelitian sebelumnya scr tepat dg membuat variasi, memeriksa hsl yg tak diharapkan , memeriksa dan mengikuti rekomendasi yg disarankan peneliti sebelumnya agar dikembangkan u/ penelitian selanjutnya, memperluas penjelasan/ teori yg ada u/ suatu topik atau setting baru, menyangkal temuan/usaha untuk membuktikan hubungan yg salah, menentukan proses yg menghalangi dan mempertimbangkan mata rantai hubungan
- Cara ini mudah namun perlu disadari bahwa cara spt ini rawan terjerumus dalam tindakan plagiat jika peneliti tidak mengembangkan gagasannya sendiri
2. Membicarakan atau mendiskusikan gagasan ttt dg kolega atau orang lainyg berkompeten dg harapan memperoleh masukan yg bermanfaat
3. Dg cara memperlakukan topik yg hendak dikaji untuk konteks yg khusus , waktu yg lebih terbatas, wilayah yg sempit, pada sub grup/kategori penduduk ttt
4. Terlebih dahulu menetapkan tujuan /manfaat studi yg diinginkan (eksplanatory, deskriptif, eksplanatif, basic, terapan???)

Masalah yang layak diteliti
1.Masalah yg hendak diteliti benar2 memiliki “nilai” tersendiri baik dari segi kemutakhiran isu, spesifikasi msl yg dikaji, kelangkaan topik studi, sumbangan teoritis dan pragmatisnya
2.Up to date, memiliki nilai keaslian dan menghindari terjadinya duplikasi topik penelitian
3.Dapat diuji scr empiris melalui aktivitas penelitian di lapangan

Menurut Gary D. Bouma, permasalahan dan pertanyaan yg layak diteliti memiliki sifat dasar :
1. Dibatasi oleh skop waktu, tempat dan kondisi ttt dan merupakan pecahan / bagian dari mslh yg lebih besar
2. Fakta yg akan dicari jawabannya benar2 dpt diobservasi, dihitung /diukur/ data dpt dicari dg pertanyaan2 yg relevan

Latar Belakang Masalah
Sebelum merumuskan masalah, peneliti harus mendeskripsikan latar belakang masalah yg berisi alasan mengapa permasalahan itu muncul (kesenjangan antara tataran teoritis dg realitas dilapangan), mengapa permasalahan tsb menarik untuk diteliti, apa yg diteliti dan bagaimana menelitinya
2
Deskripsi latar belakang harus menampilkan bukti (hasil riset sebelumnya), informasi tambahan (mendefinisikan msl dan menunjukkan makna msl) dan contoh
Bahan LBM bisa diperoleh dari pengamatan, seminar, diskusi, media massa, riset sebelumnya atau data sekunder
Kemudian membatasi ruang lingkup , menentukan fokus dan merumuskannya kedalam bentuk pertanyaan yg spesifik mengenai masalah yg hendak ditemukan jawabannya dan memuat konsepsi2 ilmiah yg dapat dipertanggungjawabkan
msl yg dipilih dirumuskan atau dikemukakan dalam bentuk atau susunan ttt dan mudah dimengerti

Rumusan Permasalahan
Rumusan masalah penelitian sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
Dengan begitu akan lebih jelas dan langsung mengungkap apa yg hendak dijawab oleh suatu penelitian
Dan hal ini hrs didukung dasar alasan, yakni pernyataan yg menjelaskan alasan mengapa peneliti ingin memecahkan msl tsb

Ciri2 pertanyaan penelitian yg buruk :
1.Bukan pertanyaan ilmiah shg tdk bisa diuji scr empiris
2.Pertanyaan penelitian yg dirumuskan terlalu umum, kurang spesifik
3.Pertanyaan penelitian yg dirumuskan msh berupa sekumpulan variabel
4.Pertanyaan penelitian dirumuskan tdk jelas/samar
5.Pertanyaan yg dirumuskan masih bisa diperinci lebih lanjut

Ciri2 pertanyaan penelitian yg baik
Syarat : jelas, terfokus, memuat terminologi akademik dlm bidang ilmu yg diteliti dan dapat dikaji dilapangan
Dari awal, peneleliti sudah membayangkan implikasi pertanyaan yg dirumuskan bagi tahap2 / proses penelitian berikutnya
Contoh perumusan msl yg baik yg dapat menjelaskan beberapa hal penting spt metode riset, objek riset dan tujuan riset :
“apakah ada hubungan antara terpaan iklan layanan masysrakat Aku Anak Sekolah dengan sikap khalayak di kota Surabaya thd program wajib belajar?”

Dari rumusan msl diatas dapat diketahui :
1.Metode riset : metode survei eksplanatif yg mencoba menjelaskan hubungan antara variabel terpaan iklan dengan variabel sikap
2.Objek riset : khalayak di kota Surabaya
3.Tujuan riset : untuk mengetahui hubungan antara terpaan iklan dg sikap khalayak

Tujuan Penelitian
Setelah membuat latar belakang masalah dan merumuskan masalah, selanjutnya, peneliti menyampaikan tujuan riset.
Tujuan riset adalah menjawab permasalahan riset (dalam bentuk pernyataan)
Jawaban atas permasalahan selain ada pada bab pembahasan (analisis dan interpretasi data) juga ada pada bab kesimpulan riset
3
Manfaat / Signifikansi Penelitian
Pada tahap ini juga dirumuskan manfaat atau signifikansi penelitian yg merupakan sesuatu yg diharapkan tercapai melalui riset yg akan dilakukan
Scr garis besar, manfaat riset dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok :

a.Manfaat teoritis atau akademis, mrpkn manfaat yg diharapkan bagi pengembangan keilmuan melalui upaya mengkaji, menerapkan, menguji, menjelaskan atau membentuk teori3, konsep maupun hipotesis
b.Manfaat praktis, manfaat penelitian untuk konsumsi praktisi biasanya memberikan rekomendasi bagi para praktisi
c.Manfaat sosial, mrpkn manfaat bagi upaya2 mengubah struktur sosial
d.Manfaat metodologis, hasil penelitian diharapkan menghasilkan atau bermanfaat bagipengembangan metode riset yg baru

Tinjauan Pustaka atau Kajian Teori
Sebelum terjun ke lapangan atau melakukan pengumpulan data, peneliti harus mampu menjawab permasalahan melalui suatu kerangka pemikiran (literate review) yg dapat disebut juga kerangka konseptual atau kerangka teori, tinjauan pustaka, landasan teori atau kajian pustaka
Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial / alami yg menjadi pusat perhatian

Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yg mengemukakan pandangan sistematis ttg gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tsb
Teori : hubungan dua konsep atau lebih yang telah diuji kebenarannya, berlaku universal (dalam cakupan yang lebih luas)

Teori mempunyai peranan besar dalam penelitian karena teori mengandung 3 hal, yi (Masri singarimbun) :
1.Teori adl serangkaian proposisi/konsep yg saling berhubungan
2.Teori menerangkan scr sistematis suatu fenomena sosial dg cara menentukan hubungan antar konsep
3.Teori menerangkan fenomena ttt dg cara menentukan konsep mana yg berhubungan dg konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya

Teori membimbing riset, dapat dijabarkan dalam hipotesis, bila ada teori yg berlawanan, riset dapat menguji nya
Teori membantu periset menerangkan gejala, memprediksikan dan mengontrol gejala
Teori membantu peneliti dlm menentukan tujuan dan arah riset dan dalam memilih konsep2 yg tepat guna pembentukan hipotesis
Agar percobaan yg dilakukan tidak hanya bersifat coba2 saja maka kita harus melandasi scr ilmiah kebenaran sementara dari hipotesis, landasan ilmiah ini berupa teori2




4
Guna teori untuk tujuan ilmiah :
1.Memberikan pola bagi interpretasi data
2.Menghubungkan satu studi dg lainnya
3.Menyajikan kerangka hingga konsep dan variabel
4.Untuk menginterpretasikan data dari temuan yg diperoleh



Fungsi teori menurut Koentjaraningrat :
1.Menyimpulkan generalisasi2 dari fakta hsl pengamatan (kesimpulan induktif yg menggeneralisasi hubungan antara fakta
2.Memberi kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi dari fakta yg dikumpulkan yi berfungsi sbg pendorong proses berpikir deduktif yg bergerak dari alam abstrak ke alam fakta konkret
3.Memberi ramalan thd gejala2 yg baru terjadi
4.Mengisi lowongan2 dlm pengetahuan manusia ttg gejala2 yg telah / sedang terjadi


5
Pohon Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan adalah segala hasil tangkapan manusia (rasio dan indera) thd objek ttg realitas
Realitas merupakan akar dari pohon pengetahuan
Rincian pohon pengetahuan :
a.Realitas sbg akar
b.Gejala yg ditangkap manusia
c.Tanda yg diberikan manusia
d.Simbol mrpk makna, arti dan nilai pd tanda shg memiliki pengertian
e.Pengertian
f. Pemberian nilai dan norma shg lebih subjektif dan bermakna khusus
g. Konstruk yg membangun suatu pengertian lebih menyeluruh
h. Konsep, pengertian yg lebih menyeluruh
i. Proposisi berupa kumpulan konsep dg pengertian utuh
j. Argumentasi
k. Hipotesis
l. Teori, pernyataan yg telah terbukti
m. Dalil, teori yg kebenaran nya sangat luas dam terbuktikan dlm waktu yg lama
n. Aksioma, teori yg kebenarannya tak terbantahkan lagi dan dapat dikatakan universal
O Paradigma, suatu konsep yg paling umum dan terdalam untuk melihat dan memahami realitas

Teori dan Konsep
Jika konsep = pertanyaan what (apa), maka konseptualisasi adalah deskripsi realitas scr konotatif dan denotatif
Teori = pertanyaan why (mengapa) shg yg dilakukan dlm teorisasi menjelaskan mengapa suatu gejala atau realitas terjadi
Teori mrpk seperangkat proposisi yg menggambakan suatu gejala
Proposisi2 yg dikandung dan yg membentuk teori terdiri atas beberapa konsep yg terjalin dalam bentuk hubungan sebab akibat

Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan kajian ttg bagaimana hubungan teori dengan berbagai faktor yg telah diidentifikasi dalam perumusan masalah

Manfaat kerangka pemikiran adalah memberikan arah bagi proses riset dan terbentuknya persepsi yg sama antara periset dan orang lain (yg membaca) thd alur berpikir periset dlm rangka membentuk hipotesis riset scr logis










6



Pada jenis deskriptif, periset diharapkan bisa mengemukakan konseptualisasi yg lebih jelas dan telah memiliki definisi konseptual dari gejala yg akan diriset (dimensi/sub dimensi dari gejala/konsep)
Definisi konseptual diperoleh setelah periset membuat kerangka konsep/ landasan teori
Misal : riset deskriptif
“bagaimana profil penonton acara telenovela di TV berdasarkan aspek sosiodemografis ?”
Terdiri dari 1 konsep yi : profil sosiodemografis
Tugas periset : membuat penjelasan teoritis ttg apa itu
profil sosiodemografis termasuk indikator2nya

Untuk riset eksplanatif , periset tidak hanya harus memiliki definisi konseptual untuk konsep2 (minimal 2 konsep) yg akan diriset, tapi juga telah menyusun jawaban sementara thd permasalahan yg melibatkan konsep2 itu.
Dg kata lain, periset dalam tahap kerangka pemikiran telah “berteori” ttg gejala permasalahan yg akan dirisetnya shg disebut kerangka teori
Jawaban sementara dikemukakan sbg hipotesis teoretis
Setelah melalui operasionalisasi konsep, hipotesis tsb akan berubah menjadi hipotesis riset (operasional)
Jika terdiri dari 2 atau lebih variabel maka kerangka pemikiran menjelaskan hubungan antar variabel tsb yg hasilnya adalah hipotesis teori dan biasanya disebut tinjauan / kajian pustaka. 7
Jika peneliti hanya mempunyai 1 variabel maka peneliti melalui kerangka pemikiran mengemukakan deskripsi teoritis atas variabel tsb shg dlm penelitian deskriptif biasanya digunakan istilah kerangka konseptual/tinjauan /kajian pustaka
Pokok masalah yg diteliti akan tampak jelas (batasan, lingkup, latar belakang dan signifikansi) setelah dilakukan analisis thd pokok permasalahan shg diperlukan studi kepustakaan, termasuk telaah thd hasil2 penelitian yg berkaitan dg pokok msl yg akan diteliti
Hasil studi kepustakaan akan semakin memperkaya perbendaharaan pengetahuan, konsep dan teori yg bersangkutan dg pokok msl
Hasil telaah juga bisa dijadikan masukan dan landasan dlm menjelaskan dan merinci msl termasuk memberi latar belakang mengapa msl tsb penting diteliti
Untuk penelitian eksplanasi bisa menjadi acuan dlm mengembangkan hipotesis

Hubungan antara pengertian, konstruk, konsep,
proposisi dan definisi
Pengertian : segala sesuatu yg diberikan oleh pemikiran manusia thd suatu objek, sifatnya paling luas, abstrak, maya dan cenderung tidak memiliki batas2 yg jelas
Konstruk : pengertian yg lebih terorganisasikan yg diberikan kpd suatu pengertian yg jelas
Konsep : pengertian manusia yg ditata lebih jauh dan disusun sedemikian rupa shg terjadi pengertian dg batas2 yg jelas
Konsep adalah istilah yg mengekspresikan sebuah ide abstrak yg dibentuk dg menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta2 yg diperoleh dari pengamatan
Konsep (Bungin) sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena ttt yg dpt dipakai u/ menggambarkan berbagai fenomena yg sama
Konsep (Kerlinger) sbg abstraksi yg dibentuk dg menggeneralisasikan hal2 khusus
Jadi konsep merupakan ciri atau standar umum suatu objek
Mis :
kata meja adalah sebuah konsep yg merepresentasikan sebuah hasil objek pengamatan yg terbuat dari kayu mempunyai kaki 4 sbg penyangga bidang datar yg kadang terbuat dari kaca
Hijau, merah, coklat digeneralisasikan sbg konsep warna
Kilogram, ons, ton digeneralisasi sbg konsep berat

Contoh konsep dalam riset komunikasi :

Agenda media : representasi dari rangking urutan isu2 yg diberitakan media massa X berdasarkan frekuensi pemberitaan mengenai isu tsb
Terpaan media : generalisasi dari frekuensi dan durasi tayangan atau pemberitaan oleh media ttt dan yg lainnya
Cari konsep2 lain dalam riset komunikasi
Dilapangan ditemui konsep yg mudah dijelaskan dan ada pula yg lebih sulit
Konsep tingkat pendidikan lebih mudah diukur daripada konsep tingkat kepandaian. 8
Pemberian makna pada setiap konsep memungkinkan terjadi perbedaan tergantung pd latar belakang orang yg memaknainya

Kesulitan mengartikan konsep terjadi karena :
1.Ilmu sosial lebih sukar diukur dari pada ilmu alam
2.Sikap subjektivitas seseorang yg seringkali membuat peneliti terjebak pada sikap stereotype
Jadi konsep pada ilmu sosial lebih memungkinkan hanya berlaku pada tempat ttt dalam waktu ttt atau konteks ttt

Konstruk adalah konsep yg dapat diamati dan diukur atau memberi batasan pada konsep
Dalam penelitian, proses ini termasuk definisi konsep
Misal :
Kemiskinan adalah konsep
Setelah pengertiannya dibatasi scr khusus sbg kondisi dimana penghasilan perbulan dibawah 150 rb shg dpt diamati dan diukur maka disebut konstruk
Tingkah laku agresif dibatasi sbg frekuensi dilakukannya tindakan agresif pd objek ttt
Terpaan iklan di radio dibatasi sbg frekuensi tayangan iklan yg didenger setiap hari
Sikap thd A dibatasi sbg skor pernyataan verbal ttg sesuatu
Popularitas dibatasi sbg jumlah pilihan sosiometris yg diterima seseorang dari individu / kelompok

Konseptualisasi : Upaya kreatif manusia menciptakan suatu konsep
Proposisi : kumpulan beberapa konsep dan membentuk suatu pengertian ttt
Definisi : suatu pengertian yg batas2nya telah jelas dipergunakan sebagai premis dalam berpikir

Beberapa syarat membuat definisi :
a.Harus sama dg pengertia konotasi
b.Tidak boleh melingkar2
c.Tidak boleh dinyatakan dg sinonim
d.Tidak boleh dinyatakan dalam bentuk negative














9


Variabel adalah sebuah konstruk yg sifat2nya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan
Variabel sebenarnya adalah konsep dlm bentuk konkret /konsep operasional
Proses untuk mengubah konsep (konstruk) menjadi variabel ada pada tahap operasionalisasi konsep (definisi operasional)
Variabel merupakan fenomena dan peristiwa yg dpt diukur atau dimanipulasi dalam proses riset

Contoh
Terpaan media = konsep
Frekuensi dan durasi seseorang dalam menonton tv = konstruk
-Frekuensi :
(1)Sangat sering, (2) sering, (3) jarang
-Durasi :
(1) Sangat lama, (2) lama, (3) sebentar = variabel

Jenis2 variabel
-Variabel pengaruh / bebas (independent variable) adalah variabel yg diduga sbg penyebab atau pendahulu dari variabel lain X
-variabel tergantung / tak bebas (dependent variable) adalah variabel yg diduga sbg akibat atau yg dipengaruhi oleh variabel yg mendahuluinya Y
-variabel anteseden dan variabel prediktor adalah variabel yg biasanya digunakan untuk memprediksi atau diasumsikan menjadi sebab (disamakan dg variabel bebas)variabel yg diprediksi atau diasumsikan sbg akibat (variabel tergantung) disebut criterion variable
-variabel kontrol yakni variabel yg tujuannya untuk membatasi variabel pengaruh atau untuk mengeliminasi faktor pengaruh yg tak diinginkan
Variabel kontrol pd dasarnya sbg perbandingan thd variabel pengaruh
10
Jika variabel kontrol dinilai lebih mempengaruhi variabel tergantung maka variabel kontrol dijadikan pilihan berikutnya


Variabel berdasarkan nilainya
(skala pengukuran)
Variabel nominal yg ditetapkan berdasarkan penggolongan dalam kategori ttt, mis : status perkawinan, jenis kelamin, status pendidikan, agama
Variabel ordinal yg memiliki jenjang tingkatan diurutkan dari yg paling tinggi ke paling rendah atau sebaliknya dg tidak memperhatikan interval jaraknya, mis : tinggi badan, rangking kepandaian, dsb
Variabel interval yg seperti variabel ordinal namun mempunyai jarak atau interval yg sama, mis : variabel tingkat penghasilan (100-199, 200-299, dst)
Variabel rasio yg mempunyai permulaan angka nol mutlak, mis : variabel umur

Operasional konsep
Konsep masih berbentuk abstraksi
Seorang periset berada pada 3 level, yakni :
1.Level konsep (meliputi perumusan msl, kerangka teori, perumusan hipotesis teoritis)
2.Level empiris (perumusan hipotesis riset atau operasional dan analisis data)
3.Level konsep ( tahap kesimpulan)









11



Sebuah konsep hrs dioperasionalkan agar dpt diukur
Proses ini disebut operasionalisasi konsep atau definisi operasional
Hasilnya berupa konstruk dan variabel beserta indikator2 pengukurannya
Operasionalkan konsep = menjelaskan konsep berdasarkan parameter/ indikator2nya


12


Hipotesis
Proposisi adalah suatu pernyataan mengenai konsep2 yg dapat dinilai benar atau salah melalui suatu fenomema yg diamati
Mis : semakin sering seseorang menonton adegan kekerasan di tv maka semakin tinggi frekuensi dia berperilaku agresif
Bilamana proposisi tsb dirumuskan untuk diuji scr empiris, maka ia disebut hipotesis
Scr asal kata (etimologis) hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis
Hypo berarti kurang dan tesis berarti pendapat
Hipotesis= pendapat yg kurang
Pendapat atau pernyatan yg masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu dan karenanya bersifat sementara atau dugaan awal
Hipotesis hrs diuji melalui riset dg mengumpulkan data empiris
Menurut Champion, hipotesis merupakan pernyataan yg menjembatani dunia teori dengan dunia empiris
Mis :
Teori Agenda Setting menyebutkan media mempunyai kekuatan efektif dalam membentuk agenda publik
Hipotesis :
-semakin tinggi frekuensi pemberitaan isu maka isu tsb semakin dianggap penting oleh khalayak
-semakin sering seseorang diterpa berita kriminal maka semakin tinggi rasa takutnya untuk berinteraksi dg lingkungannya
Penggunaan 2 macam hipotesis bertujuan untuk memudahkan dan memperjelas apa yg akan diriset
Namun 1 hipotesis saja sudah dianggap cukup, bahkan selama ini banyak riset yg hanya menggunakan 1 macam hipotesis saja
Hipotesis 1 adalah hipotesis yg dirumuskan setelah peneliti melakukan kegiatan berteori (dlm kerangka/landasan teori) dan disebut hipotesis teoritis dan msh bersifat konseptual. 13
Hipotesis 2 adalah hipotesis riset yakni hipotesis yg dirumuskan peneliti setelah melakukan kegiatan operasionalisasi konsep, hipotesis ini bersifat empiris
Contoh
Hipotesis teoritis :
Terdapat hubungan antara terpaan media dengan partisipasi politik rakyat

Hipotesis riset :
Terdapat hubungan antara frekuensi individu dalam menonton tv dg skor atau tingkat keikutsertaan dalam pemilu dan partai politik

Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Hipotesis nol = hipotesis tidak ada perbedaan, menjelaskan tidak adanya perbedaan antara parameter dg statistik / tidak adanya hubungan antara variabel
Mis : “Besarnya level perhatian pd siaran radio tidak berhubungan scr positif dg kemampuan mengingat pesan iklan”
Hipotesis alternatif adalah alternatif dari hipotesis nol/berlawanan dg hipotesis nol, hipotesis ini akan dirumuskan bila hipotesis nol ditolak
13
Mis : “Besarnya level perhatian pd siaran radio berhubungan scr positif dg kemampuan mengingat pesan iklan”
Hipotesis deskriptif berupa dugaan ttg nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan ttt
Mis : prosentase berita2 politikn di Surat Kabar Kompas pada 2003 paling besar
Hipotesis komparatif menunjukkan nilai dalam satu variabel atau lebih pd sampel yg berbeda
Mis : tidak ada perbedaan frekuensi pemuatan berita2 politik di Kompas dan Jawa Pos

Fungsi Hipotesis
1.Mengarahkan riset (fokus)
2.Membantu periset agar tidak terjebak pada upaya trial and error dalam mencari jawaban riset
3.Membantu periset menghilangkan variabel2 yg tdk ada hubungannya dg riset
4.Membantu periset mengkuantifikasikan variabel shg dapat diukur (operasionalisasi)

Hipotesis Asosiasi
Merupakan pernytaan yg menunjukkan dugaan ttg hubungan antara 2 variabel atau lebih
Hubungan tsb dapat berbentuk hubungan korelasional dan hubungan sebab akibat
Metode statistik untuk menguji kedua hubungan tsb melalui analisis regresi dan pengukuran koefisien korelasi
Regresi digunakan untuk mencari bentuk hubungan 2 variabel atai lebih dlm bentuk fungsi / persamaan
Korelasi digunakan untuk mencari derajat keeratan hubungan 2 variabel/ lebih
Untuk dapat melakukan uji statistik, periset terlebih dahulu menentukan probability level atau signifikansi level thd ho yg diuji Jika hasil riset mengindikasikan probability level lebih rendah, periset dapat menolak ho
Jika hasil riset menunjukkan probability level lebih tinggi maka periset harus menerima ho
Probability level diekspresikan dg simbol r yg biasanya diikuti dg tanda < atau ≤ dg diikuti oleh sebuah nilai
Level of significance (level atau taraf signifikansi) 0,01 atau 0,05
Tingkat signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa periset mempunyai 5% kesempatan untuk membuat keputusan yg salah mengenai penolakan ho
Penetapan tingkat atau taraf signifikansi tergantung pada jumlah kesalahan periset yg bisa diterima

Teknik Pengumpulan Data
Merupakan kelengkapan atau pengembangan metode riset yg dipilih agar data bisa dikumpulkan
data dikumpulkan melalui metode ttt, pada sumber ttt dan dengan menggunakan alat / istrumen ttt
Dalam penelitian sosial, metode pengumpulan data yg lazim digunakan adalah:
14
1.angket (questioner)
2.Wawancara (interview)
3.Observasi (observation)
4.Dokumenter (secondary sources)
5.Tes (test)

Metode Angket
Kuesioner terdapat pada penelitian kuantitatif, yakni merupakan instrumen utama dalam penelitian survei
Adalah daftar pertanyaan yg harus diisi oleh responden yg dikirim scr langsung atau melalui pos
Sumber datanya berupa orang / responden
Dapat didampingi oleh peneliti, dibacakan shg responden tinggal mengisi, diisi sendiri oleh resonden tanpa bantuan peneliti
Pertanyaan yg diajukan berupa pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka
Pertanyaan tertutup : jika pilihan jawabannya telah disediakan
Pertanyaan terbuka, apabila jawabannya tidak disediakan dan responden hrs memformulasikan sendiri jawabannya
dapat juga berupa kombinasi
Mungkin dilakukan jika sumber datanya bisa membaca dan menulis
Pertanyaan harus dinyatakan scr jelas, sederhana, dan menggunakan kata/istilah yg tdk menimbulkan pengertian ganda disertai petunjuk pengisian
Hanya relevan digunakan untuk menghimpun informasi/keterangan mengenai hal2 yg diketahui oleh responden menurut apa yg dialami/diketahuinya

Checklist
Daftar cek adalah suatu daftar yg memuat beberapa aspek yg akan diriset
Berfungsi sbg alat bantu bagi periset untuk mencatat tiap2 peristiwa yg dianggapanya penting
Informasi ini sangat berguna dalam proses analisis dan interpretasi data

Wawancara (Interview)
Merupakan salah satu metode pengumpulan data pada riset kualitatif namun saat ini riset kuantitatif pun menggunakan metode ini
Wawancara kualitatif : wawancara mendalam (depth interview)/ wawancara intensif biasanya tak berstruktur untuk mendapatkan data kualitatif mendalam
Wawancara kuantitatif : terstruktur dg daftar pertanyaan dan sbg penambah data yg diperoleh dari kuesioner
Mirip dg angket namun pertanyaan berbentuk lisan
Percakapan antara periset (seseorang yg berharap mendapat informasi) dan informan (seseorang yg diasumsikan mempunyai informasi penting ttg suatu objek)
Langsung dari sumbernya






15
Metode Observasi
Merupakan metode pengumpulan data yg digunakan pada riset kualitatif
Menggunakan pengamatan/penginderaan langsung tanpa mediator thd benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku
Difokuskan untuk mendeskripsikan / menjelaskan fenomena riset mencakup interaksi (perilaku) dan percakapan yg terjadi diantara subjek yg diteliti
Perilaku non verbal dan verbal diamati
Syarat : direncanakan, sesuai tujuan, dicatat, dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitasnya
Ada 2 jenis observasi :
-observasi partisipan
- Observasi non partisipan

Metode dokumentasi/dokumenter
Pada riset historis yg bertujuan menggali data masa lampau scr sistematis dan objektif
Sering digunakan dlm berbagai metode pengumpulan data dg tujuan untuk mendapatkan informasi yg mendukung analisis dan interpretasi data
Berbentuk dokumen publik atau dokumen privat

Focus Group Discussion
Metode pengumpulan data untuk memahami sikap dan perilaku khalayak
Biasanya terdiri dari 6-12 orang yg scr bersamaan dikumpulkan, diwawancarai dg dipandu oleh moderator
Moderator memimpin responden ttg topik yg diperseiapkan melalui diskusi tidak terstruktur
Moderator dapat dirangkap loeh peneliti
Bebas / tidak ada benar salah, interaksi dan perbincangan terekam, suasana informal, moderator dpt membangkitkan suasana
Data perbincangan berupa sinopsis perbincangan dan data interaksi diamati dg bantuan video tape recorder
Metode tes (Ujian)
Alat pengumpulan datanya disebut te dan sumber datanya berupa orang (testee)
Pertanyaan dimaksudkan untuk menguji (minat, bakat, sikap atau kemampuan) seseorang

Data
Penelitian mencari kebenaran suatu masalah mengumpulkan fakta2, menganalisisnya, menginterpretasikan dan menarik kesimpulan (wujud kebenaran yg dicari)
Jenis2 data :
A. Data kualitatif pd penelitian kualitatif yg berbentuk kata2, kalimat, narasi2. berdasarkan sumbernya data dikelompokkan menjadi :
Data historis (sumber2 sejarah : tulisan, artefak, dsb)
Data teks (teks iklan, lagu, film pada penelitian ttg tanda, analisis isi, framing)
Data kasus (bersumber pd kasus ttt)
Data pengalaman individu

16
B. Data kuantitatif pada penelitian kuantitatif yg lebih bersifat konkret karena dpt dikuantitaskan berupa angka2, bersifat objektif dan ditafsirkan sama oleh semua orang (kuantitatif murni&ditransformasi dari data kualitatif). Jenis data kuantitatif :
1.Data diskrit (nominal), mis : profil pembaca koran berdasarkan jenis kelamin
2.Data kontinu, yg terdiri dari :
a.Data ordinal (tingkatan/urutan ttt)
b.Data interval
c.Data rasio

Berdasarkan sumber data :
1.Data primer adalah data yg diperoleh dari sumber pertama/tangan pertama di lapangan, sumber data bisa berupa responden/subjek penelitian (wawancara, kuesioner, observasi) atau berupa isi komunikasi yg diteliti dalam penelitian analisis isi
2.Data sekunder adalah data yg diperoleh dari sumber kedua (sumber sekunder)/ data primer dari hasil penelitian orang lain

Teknik Analisis Data
Mencakup matode analisis atau tujuan atau jenis penelitiannya (deskrisptif atau eksplanatif), alat untuk menganalisis (rumus statistik) dan prosedur menganalisisnya
Teknik analisis data kuantitatif menggunakan statistik
Teknik analisis data kualitatif bisa menggunakan analisis domain, semiotik maupun kritis ideologi
Teknik analisis data mencakup analisis data dan interpretasi data

Analisis data
Merupakan analisis thd data yg berhasil dikumpulkan oleh peneliti melalui perangkat metodologi ttt
Melakukan uji hipotesis tanpa memberikan interpretasi berdasarkan hal2 atau teori diluar data
Berada pada level empiris, maksudnya yg dihitung, diolah, dianalisis adalah data empirishasilnya belum bisa scr langsung digunakan untuk menjawab permaslahan riset yg sifatnya konseptual

Interpretasi Data
Merupakan interpretasi thd hasil analisis data
Peneliti mendiskusikan hasil analisis data melalui interpretasi thd hasil analisis data dg menggunakan kerangka pemikiran atau kerangka teori yg semula telah ditetapkan
Interpretasi data bermakna sbg proses rekonseptualisasi thd hasil analisis yg sifatnya empiris.

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA  

Posted by Matias Bimo

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA